✅ Urutan Proses Analisis SmartPLS yang Ideal: Panduan Lengkap untuk Peneliti
SmartPLS merupakan salah satu software populer untuk melakukan analisis Structural Equation Modeling berbasis Partial Least Square (PLS-SEM). Untuk mendapatkan hasil analisis yang komprehensif dan valid, terdapat urutan langkah-langkah analisis yang sebaiknya diikuti oleh peneliti. Artikel ini akan membahas secara lengkap dan sistematis proses tersebut.
1. Run PLS Algorithm – Menghasilkan R² dan Path Coefficient
Langkah pertama dalam analisis menggunakan SmartPLS adalah menjalankan PLS Algorithm. Ini merupakan dasar dari semua analisis PLS-SEM, karena akan menghasilkan beberapa output utama:
🔹 R² (R-Square / Coefficient of Determination)
-
Menunjukkan seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen.
-
R² bernilai antara 0–1. Semakin tinggi nilainya, semakin baik model menjelaskan variabel endogen.
-
R² ≥ 0.75: Substansial
-
0.50 ≤ R² < 0.75: Moderat
-
0.25 ≤ R² < 0.50: Lemah
-
🔹 Path Coefficients
-
Menunjukkan besarnya pengaruh langsung antar variabel laten.
-
Nilainya berkisar antara -1 hingga +1.
-
Namun, belum dapat disimpulkan signifikansinya sampai kita masuk ke tahap bootstrapping.
👉 Langkah:
Klik kanan pada canvas → Calculate → PLS Algorithm
Pastikan centang opsi default, lalu klik Start Calculation.
2. Run Bootstrapping – Menghasilkan T-Value dan P-Value
Setelah mendapatkan path coefficient, selanjutnya perlu menguji signifikansi hubungan antar variabel dengan menjalankan bootstrapping.
🔹 T-Value
-
Menunjukkan seberapa besar pengaruh tersebut secara statistik.
-
T-Value ≥ 1.96 → signifikan pada tingkat 5% (two-tailed)
🔹 P-Value
-
Menunjukkan probabilitas kesalahan jika kita menyimpulkan adanya pengaruh.
-
P-Value ≤ 0.05 → signifikan
👉 Langkah:
Klik kanan pada canvas → Calculate → Bootstrapping
Untuk hasil yang lebih akurat, ubah jumlah subsamples menjadi 5000, lalu klik Start Calculation.
3. Lihat f² (Effect Size) – Ukuran Efek Antar Variabel
Setelah mengetahui hubungan signifikan, kita perlu melihat besar pengaruh (efek) masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan f² (Effect Size).
🔹 Interpretasi f²:
-
f² ≥ 0.35 → Besar
-
0.15 ≤ f² < 0.35 → Sedang
-
0.02 ≤ f² < 0.15 → Kecil
-
< 0.02 → Tidak signifikan
👉 Langkah:
Hasil f² bisa ditemukan di hasil kalkulasi PLS Algorithm, biasanya tersedia di bagian "f²" atau Effect Size. Pastikan kamu sudah menjalankan PLS Algorithm terlebih dahulu.
4. Run Blindfolding – Menghasilkan Q² (Predictive Relevance)
Langkah ini digunakan untuk melihat seberapa baik model memiliki relevansi prediktif terhadap variabel endogen. Hasilnya disebut sebagai Q² (Stone-Geisser’s Q²).
🔹 Interpretasi Q²:
-
Q² > 0 → Model memiliki relevansi prediktif
-
Semakin tinggi nilainya, semakin baik kualitas prediksi model
👉 Langkah:
Klik kanan pada canvas → Calculate → Blindfolding
Gunakan default settings (misal omission distance = 7), lalu klik Start Calculation.
Hasil Q² akan muncul pada bagian Construct Cross-validated Redundancy.
Kesimpulan
Berikut rangkuman urutan proses analisis yang ideal di SmartPLS:
Urutan | Proses | Output Penting |
---|---|---|
1 | Run PLS Algorithm | R² dan Path Coefficients |
2 | Run Bootstrapping | T-Value dan P-Value |
3 | Lihat f² | Effect Size untuk masing-masing hubungan |
4 | Run Blindfolding | Q² untuk relevansi prediktif |
Dengan mengikuti urutan di atas, kamu bisa menyusun laporan hasil PLS-SEM dengan lengkap, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan secara statistik.
Tags: SmartPLS, PLS-SEM, Bootstraping, T-Value, P-Value, Effect Size, Q-Square, Structural Equation Modeling
No comments:
Post a Comment