SmartPLS PLS Algorithm | java php laravel linux mysql sql bootstrap html css query java php laravel linux mysql sql bootstrap html css query: SmartPLS PLS Algorithm

Friday, June 13, 2025

SmartPLS PLS Algorithm

Panduan Lengkap Analisis Menggunakan SmartPLS: Memahami Hasil dari Run PLS Algorithm

Dalam dunia penelitian kuantitatif, terutama yang menggunakan pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), salah satu langkah awal yang krusial adalah menjalankan proses PLS Algorithm. Melalui proses ini, kita akan mendapatkan berbagai informasi penting seperti Path Coefficient, Outer Loadings, R², f², serta pengujian validitas dan reliabilitas konstruk.

Artikel ini akan mengupas tuntas hasil-hasil penting dari Run PLS Algorithm, termasuk makna dan fungsinya.






๐Ÿ” 1. Apa Itu Run PLS Algorithm?

Run PLS Algorithm adalah langkah awal dalam analisis PLS-SEM yang bertujuan menghitung nilai estimasi awal dari:

  • Hubungan antar konstruk (inner model)

  • Hubungan konstruk dengan indikatornya (outer model)

Langkah ini menghasilkan output numerik yang dapat dijadikan dasar awal untuk menilai seberapa baik model Anda sebelum diuji lebih lanjut melalui bootstrapping.


๐Ÿ“Œ 2. Path Coefficients

Path Coefficients adalah nilai hubungan langsung antar variabel laten (konstruk) dalam model struktural.

  • Nilainya berkisar antara -1 hingga +1.

  • Semakin mendekati +1 atau -1, semakin kuat hubungannya.

  • Tanda positif (+) berarti hubungan positif, tanda negatif (–) menunjukkan hubungan negatif.

Contoh: Jika PU → BI bernilai 0.35, artinya perceived usefulness berkontribusi positif terhadap niat perilaku (behavioral intention).

Namun, nilai ini belum signifikan secara statistik sampai diuji melalui Bootstrapping (untuk mendapatkan T-Value dan P-Value).


๐Ÿ” 3. Indirect Effect

Indirect Effect adalah pengaruh tidak langsung dari satu konstruk ke konstruk lain melalui konstruk perantara (mediator).

Contoh: PEOU → PU → BI
Efek PEOU ke BI melalui PU disebut indirect effect.

Nilai ini berguna untuk menguji apakah terdapat mediasi dalam model. Indirect effect juga harus diuji signifikansinya menggunakan bootstrapping.


๐Ÿ”— 4. Total Effect

Total Effect = Direct Effect + Indirect Effect

Nilai total effect memperlihatkan keseluruhan pengaruh suatu konstruk terhadap konstruk lain, baik secara langsung maupun melalui mediator.

Contoh: Jika direct effect = 0.3 dan indirect effect = 0.2, maka total effect = 0.5.


๐Ÿงฉ 5. Outer Loadings

Outer Loadings adalah nilai korelasi antara indikator (pertanyaan/kuesioner) dengan konstruk yang diukur.

  • Nilai ideal ≥ 0.7

  • Antara 0.4–0.7 masih bisa diterima jika AVE > 0.5

  • Nilai < 0.4 sebaiknya dihapus

Outer loading yang tinggi menunjukkan bahwa indikator tersebut relevan dan representatif untuk konstruknya.


๐Ÿ“ˆ 6. R Square (R²)

R Square menunjukkan kemampuan prediksi dari konstruk endogen (yang dipengaruhi konstruk lain).

  • Nilai R² ≥ 0.75: Substantial

  • Nilai R² ≥ 0.50: Moderate

  • Nilai R² ≥ 0.25: Weak

Contoh: Jika R² BI = 0.61 → berarti 61% variabilitas BI dapat dijelaskan oleh konstruk lain seperti PU, ATU, dll.


๐Ÿ”ฅ 7. f Square (f²) – Effect Size

mengukur seberapa besar kontribusi konstruk eksogen terhadap R² konstruk endogen.

  • 0.02 = kecil

  • 0.15 = sedang

  • 0.35 = besar

Contoh: Jika f² PU terhadap BI = 0.30 → maka pengaruhnya dalam menjelaskan BI tergolong sedang hingga besar.


✅ 8. Construct Reliability and Validity

a. Cronbach’s Alpha

Menunjukkan konsistensi internal antar indikator konstruk. Nilai ideal > 0.7.

b. Composite Reliability (CR)

Lebih modern daripada alpha. Juga idealnya > 0.7.

c. Average Variance Extracted (AVE)

Menunjukkan validitas konvergen. Idealnya AVE > 0.5.

Jika konstruk memenuhi ketiganya, maka konstruk tersebut reliable dan valid secara internal.


๐Ÿงช 9. Discriminant Validity

Mengukur apakah suatu konstruk benar-benar berbeda dari konstruk lain.

Dapat diuji dengan:

  • Fornell-Larcker Criterion: AVE harus lebih besar dari korelasi antar konstruk.

  • HTMT (Heterotrait-Monotrait Ratio): Nilai ideal HTMT < 0.9

Jika tidak terpenuhi, berarti ada kemungkinan tumpang tindih antar konstruk.


๐Ÿ“‹ Kesimpulan

Run PLS Algorithm adalah fondasi awal dalam analisis SEM-PLS. Hasil-hasil yang diperoleh seperti path coefficient, outer loading, R², dan validitas-reliabilitas konstruk memberikan informasi penting sebelum lanjut ke pengujian signifikansi.

๐Ÿ”„ Langkah selanjutnya:

  • Jalankan bootstrapping untuk melihat T-Value & P-Value

  • Lanjutkan ke blindfolding untuk predictive relevance (Q²)

  • Interpretasikan indirect dan total effect untuk melihat mediasi

No comments:

Post a Comment

saifiahmada.com adalah blog belajar programming Indonesia, membahas lengkap materi bahasa pemrograman: code HTML, CSS, Bootstrap, Desain, PHP, MySQL, coding Java, Query, SQL, dan dunia linux