Panduan Lengkap Analisis Menggunakan SmartPLS: Memahami Hasil dari Run PLS Algorithm
Dalam dunia penelitian kuantitatif, terutama yang menggunakan pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), salah satu langkah awal yang krusial adalah menjalankan proses PLS Algorithm. Melalui proses ini, kita akan mendapatkan berbagai informasi penting seperti Path Coefficient, Outer Loadings, R², f², serta pengujian validitas dan reliabilitas konstruk.
Artikel ini akan mengupas tuntas hasil-hasil penting dari Run PLS Algorithm, termasuk makna dan fungsinya.
๐ 1. Apa Itu Run PLS Algorithm?
Run PLS Algorithm adalah langkah awal dalam analisis PLS-SEM yang bertujuan menghitung nilai estimasi awal dari:
-
Hubungan antar konstruk (inner model)
-
Hubungan konstruk dengan indikatornya (outer model)
Langkah ini menghasilkan output numerik yang dapat dijadikan dasar awal untuk menilai seberapa baik model Anda sebelum diuji lebih lanjut melalui bootstrapping.
๐ 2. Path Coefficients
Path Coefficients adalah nilai hubungan langsung antar variabel laten (konstruk) dalam model struktural.
-
Nilainya berkisar antara -1 hingga +1.
-
Semakin mendekati +1 atau -1, semakin kuat hubungannya.
-
Tanda positif (+) berarti hubungan positif, tanda negatif (–) menunjukkan hubungan negatif.
Contoh: Jika PU → BI bernilai 0.35, artinya perceived usefulness berkontribusi positif terhadap niat perilaku (behavioral intention).
Namun, nilai ini belum signifikan secara statistik sampai diuji melalui Bootstrapping (untuk mendapatkan T-Value dan P-Value).
๐ 3. Indirect Effect
Indirect Effect adalah pengaruh tidak langsung dari satu konstruk ke konstruk lain melalui konstruk perantara (mediator).
Contoh: PEOU → PU → BI
Efek PEOU ke BI melalui PU disebut indirect effect.
Nilai ini berguna untuk menguji apakah terdapat mediasi dalam model. Indirect effect juga harus diuji signifikansinya menggunakan bootstrapping.
๐ 4. Total Effect
Total Effect = Direct Effect + Indirect Effect
Nilai total effect memperlihatkan keseluruhan pengaruh suatu konstruk terhadap konstruk lain, baik secara langsung maupun melalui mediator.
Contoh: Jika direct effect = 0.3 dan indirect effect = 0.2, maka total effect = 0.5.
๐งฉ 5. Outer Loadings
Outer Loadings adalah nilai korelasi antara indikator (pertanyaan/kuesioner) dengan konstruk yang diukur.
-
Nilai ideal ≥ 0.7
-
Antara 0.4–0.7 masih bisa diterima jika AVE > 0.5
-
Nilai < 0.4 sebaiknya dihapus
Outer loading yang tinggi menunjukkan bahwa indikator tersebut relevan dan representatif untuk konstruknya.
๐ 6. R Square (R²)
R Square menunjukkan kemampuan prediksi dari konstruk endogen (yang dipengaruhi konstruk lain).
-
Nilai R² ≥ 0.75: Substantial
-
Nilai R² ≥ 0.50: Moderate
-
Nilai R² ≥ 0.25: Weak
Contoh: Jika R² BI = 0.61 → berarti 61% variabilitas BI dapat dijelaskan oleh konstruk lain seperti PU, ATU, dll.
๐ฅ 7. f Square (f²) – Effect Size
f² mengukur seberapa besar kontribusi konstruk eksogen terhadap R² konstruk endogen.
-
0.02 = kecil
-
0.15 = sedang
-
0.35 = besar
Contoh: Jika f² PU terhadap BI = 0.30 → maka pengaruhnya dalam menjelaskan BI tergolong sedang hingga besar.
✅ 8. Construct Reliability and Validity
a. Cronbach’s Alpha
Menunjukkan konsistensi internal antar indikator konstruk. Nilai ideal > 0.7.
b. Composite Reliability (CR)
Lebih modern daripada alpha. Juga idealnya > 0.7.
c. Average Variance Extracted (AVE)
Menunjukkan validitas konvergen. Idealnya AVE > 0.5.
Jika konstruk memenuhi ketiganya, maka konstruk tersebut reliable dan valid secara internal.
๐งช 9. Discriminant Validity
Mengukur apakah suatu konstruk benar-benar berbeda dari konstruk lain.
Dapat diuji dengan:
-
Fornell-Larcker Criterion: AVE harus lebih besar dari korelasi antar konstruk.
-
HTMT (Heterotrait-Monotrait Ratio): Nilai ideal HTMT < 0.9
Jika tidak terpenuhi, berarti ada kemungkinan tumpang tindih antar konstruk.
๐ Kesimpulan
Run PLS Algorithm adalah fondasi awal dalam analisis SEM-PLS. Hasil-hasil yang diperoleh seperti path coefficient, outer loading, R², dan validitas-reliabilitas konstruk memberikan informasi penting sebelum lanjut ke pengujian signifikansi.
๐ Langkah selanjutnya:
-
Jalankan bootstrapping untuk melihat T-Value & P-Value
-
Lanjutkan ke blindfolding untuk predictive relevance (Q²)
-
Interpretasikan indirect dan total effect untuk melihat mediasi